Kamis, 10 Juli 2014

Negeri Tenga-Tenga (mowae louruhu)




Ø Letak dan Luas Wilayah

Negeri Tengah-Tengah secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah Terletak di arah Timur Kabupaten Maluku Tengah, dengan jarak 84 4,5 Km dari kantor kecamatan. Jarak Negeri 155 Km dari kantor bupati kabupaten Pulau Morotai Maluku Tengah sekitar 4,5 Km. Waktu tempuh menuju pusat kota Kecamatan sekitar 10 menit, sedangkan waktu tempuh menuju ibu kota Kabupaten kira-kira 3 jam.
                      Negeri  Tengah-Tengah terdiri dari 4 dusun. Nama-nama dusun atau kampung itu adalah Dusun tantui, dusun hukehare, dusun hukeheria, Aiputi Tanitar. Luas Wilayah Negeri Tengah-Tengah adalah 4,5 km dengan batas-batas desa sebagai berikut:
- Sebelah Utara                          : Negeri Tulehu
- Sebelah Selatan                        : Negeri Tial,
- Sebelah Barat                           : Negeri Tulehu dan Suli
- Sebelah Timur                          : Laut,
      Asal Usul Negeri Tengah-Tengah dan terbentuknya Negeri

Masyarakat Tengah-Tengah menuturkan bahwa datuk-datuk mereka dating dari pulau seram,Nusalaut dan pulau Jawa. Setelah tiba ditepi pantai mereka lalu naik kepegunungan dan mendirikan pusat-pusat pemukiman yang dikenal dengan SOA atau AMAN.Mereka mula-mula berkumpul  di gunung HUWE dan mendirikan negeri yang dinamakan AMA WAER atau MOWAE yang artinya banyak air. Diceritakan bahwa dinegeri AMA WAER ini semula ada tiga orang KAPITAN yang bersaudara yaitu:
1. Kapitan TUWARITA (Tuarita) yang nantinya turun kepantai dan berdiam dengan mata  rumahnya di Negeri TIALISLAM
2. Kapitan RISAHONDUA ( Risahondua) turun ke pantai dan berdiam di Negeri Tengah-Tengah.
3.  Kapitan TAUASALAMONI yang turun dan berdiam di Negeri TULEHU.
               Ketiga Kapitan dari gunung HUWE ini nantinya terlibat dalam peperangan melawan Kapitan HARU dari Negeri Halong yang berdiam di gunung HASAL petuanan HITU.Dituturkan bahwa Kapitan Tuasalamoni dan Kapitan Tuarita sering menyusup ke gunung Hasal untuk menyerang Kapitan Haru, namun selalu gagal karena jejak mereka selalu dihadang oleh anjing-anjing pelacak Kapitan Haru. Pada suatu hari saat Kapitan Tuarita bersama Kapitan Risahondua kembali menyerang Kapitan Haru, sedangkan Kapitan Tuasalamoni di tugaskan tinggal menjaga pemukiman mereka di ERI (diatas negeri Tengah-Tengah). Penyerangan terhadap Kapitan Haru di gunung Hasal berhasil namun Kapitan Haru tidak melakukan perlawanan. Kapitan Haru ditawan dan diantar ke ERI, namun dalam perjalanan itu terjadi hal-hal misterius yaitu badannya semakin menjadi kecil. Karena mereka (Kapitan Tuarita dan Risahondua), maka Kapitan Risahondua membunuh Kapitan Haru, mayatnya dibuang di kali WAITATIRI dan kepalanya di bawa ke gunung HUWE ERI untuk menjadi bukti kepada Kapitan Tuasalamoni yang menunggu.
Sebelum dibentuk menjadi Negeri AMA WAER digunung HUWE, para Kapitan dan pengikutnya terkelompok dalam  4 buah Soa (kampong kecil) dan dipimpin oleh seorang UPU.Ke 4 Soa itu adalah:
1. Soa WAIRESSY dipimpin oleh UPU LONA bertempat di gunung HUWE
2. Soa WAER dipimpin  oleh UPU PEY bertempat digunung  AMAWAER
3. Soa WAKAN dipimpin oleh UPU LAU bertempat digunung WAEYO
4. Soa TUNI dipimpin oleh UPU WAIHULATUNI.
Sebelum mereka turun ke pantai dan mendirikan negeri yang dinamai Tengah-Tengah,maka diadakan musyawarah dahulu digunung AMAWAER untuk menunjuk dan mengangkat para pemimpin mereka.Kapitan di angkat dari Soa WAIRESSY, mata rumah Risahonduan (Risahondua). Raja di angkat dari Soa Tuni, mata rumah Tuharea, Mauwang dari mata rumahMaruapey.

4 komentar:

  1. masih ada sedikit kekeliruan di dalam tulisan ini

    BalasHapus
  2. masih ada sedikit kekeliruan di dalam tulisan ini

    BalasHapus
  3. perlu diperjelas lagi agar dapat dijadikan referensi baik masyarakat maluku pada umumnya dan pada khususnya bagi anak cucu ketiga negeri

    BalasHapus
  4. Penulisan Tentang Sejarah, sudah seharusnya bertolak pada fakta autentik dan data yang akurat,agar menjadi referensi ilmiah bagi masyarakat khususnya masyarakat setempat,,harapanku agar tulisan ini diperbaharui agar tidak menjadi preseden buruk bagi kaum intelektual/pemerhati sejarah

    BalasHapus