KU TITIPKAN TANAH
AIR KU
Kenapa tidak dilengkapi dengan unsur kesimbangan api dan angin, pertanyaan ini selalu menghinggapi
alam pemikiranku entah kenapa, namun di sisi lain telah terdorong rasa keingin
tahuan apa yang sebenarnya terjadi dengan alam negeriku, apalagi dengan
bisikan, “EKA SUTRISNA PAWANGSIT SATRIO, OJO LALI” (Sampaikan oleh ku
carilah kayu nur jadikanlah sebagai tongkat kerisku). Aku takut,,
Apakah misteri ini merupakan
bingkai dalam suasanna seperti yang terjadi di negeriku ataukah ini bagian dari
segala kesempurnan sebuah keimanan ataukah pembuktian dari kebesaran ilahia,
namun kita harus sadari bahwa alam dunia membutuhkan keseimbangan yang hakiki
dan sebgai makhluk tuhan kita terlalu kecil di hadapannya. Sesungguhnya apa
yang di janjikan oleh tuhanmu bahwa hidup ini adalah sebuah amanah yang harus di
pertanggung jawabkan. Aku takut,,,
Di atas bumi raduallah hu ta’ala apalah
kiranya, serta di melayangkan oleh rihull askin. Sesungguhnya negeri ini
membutuhkan umaroh – umaroh yang betul mempunyai nilai amanah. Apakah kita
sebagai anak bangsa masih tetap membutuhkan suatu revolusi atau evolusi dari sebuah kebobrokan mental, tidak marilah kita
berbenah menyongsong hari – hari yang tak pernah lupa dari hari kemarin, hari
ini dan hari esok.
Wahai kawanku, lihatlah kedepan
tidak ada lagi laut yang terhalang, bukit yang merintang betapapun semngat itu
panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar