Senin, 21 Juli 2014

HAMPA NEGERIKU






KU TITIPKAN TANAH AIR KU
Kenapa tidak dilengkapi  dengan unsur kesimbangan api  dan angin, pertanyaan ini selalu menghinggapi alam pemikiranku entah kenapa, namun di sisi lain telah terdorong rasa keingin tahuan apa yang sebenarnya terjadi dengan alam negeriku, apalagi dengan bisikan, “EKA SUTRISNA PAWANGSIT SATRIO, OJO LALI” (Sampaikan oleh ku carilah kayu nur jadikanlah sebagai tongkat kerisku).  Aku takut,,
Apakah misteri ini merupakan bingkai dalam suasanna seperti yang terjadi di negeriku ataukah ini bagian dari segala kesempurnan sebuah keimanan ataukah pembuktian dari kebesaran ilahia, namun kita harus sadari bahwa alam dunia membutuhkan keseimbangan yang hakiki dan sebgai makhluk tuhan kita terlalu kecil di hadapannya. Sesungguhnya apa yang di janjikan oleh tuhanmu bahwa hidup ini adalah sebuah amanah yang harus di pertanggung jawabkan. Aku takut,,,
 Di atas bumi raduallah hu ta’ala apalah kiranya, serta di melayangkan oleh rihull askin. Sesungguhnya negeri ini membutuhkan umaroh – umaroh yang betul mempunyai nilai amanah. Apakah kita sebagai anak bangsa masih tetap membutuhkan suatu revolusi atau evolusi dari  sebuah kebobrokan mental, tidak marilah kita berbenah menyongsong hari – hari yang tak pernah lupa dari hari kemarin, hari ini dan hari esok.
Wahai kawanku, lihatlah kedepan tidak ada lagi laut yang terhalang, bukit yang merintang betapapun semngat itu panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar